Hai internet, havertz disini. Hari ini ane mau menulis thread lagi nih gan. Kali ini ane akan membahas soal pendidikan. Yap, bahasan ane akan sesuai dengan tema Kompetisi Kaskus Kreator kali ini yaitu Serba Serbi Pendidikan Indonesia. Tentu aja, ane yang merupakan anak SMA juga mau ikut beropini melalui artikel. Dan kali ini yang akan ane kritisi adalah kurikulum yang dipakai dalam pendidikan di Indonesia.
Saat ini, kita semua yang ada di dalam sistem pendidikan Indonesia menjalankan pendidikan yang berdasar Kurtilas Revisi. Yap, kurikulum yang digunakan untuk menggantikan KTSP (Kurikulum 2006) dan menuai banyak sekali kontra. Nah, di thread ini ane akan menuliskan beberapa kelebihan KTSP daripada Kurtilas yang kita rasakan saat ini.
1. Materi Yang Diterima Murid
Pertama, ada hal yang menurut ane sangat mendasar dan sangat penting yaitu soal Pelajaran. Yap, sebagaimana yang kita tahu di KTSP itu hampir 100% materi pelajaran yang diberikan kepada siswa itu dikontrol oleh guru. Yang artinya, guru benar benar memberikan materi melalu pengajaran yang maksimal kepada muridnya. Namun sayang sekali, hal yang terjadi pada KURTILAS sangat berbeda. Disini murid yang dituntut untuk aktif mencari informasi sendiri, belajar sendiri, dan persentasi untuk mengajar. Sementara guru hanya menilai dan memberi sedikit tambahan. Hal ini menurut ane sangat sayang karena fungsi guru yang seharusnya memberi asupan materi kepada murid jadi terasa hilang. Dan jelas, sebagai murid jika kita tidak diajari dan hanya diberi instruksi untuk mencari materi sendiri tentu kita tak akan bisa 100% paham selayaknya jika kita diajari.
2. Parameter Penilaian Yang Menjadi Kurang Jelas
Selanjutnya soal penilaian siswa. Dahulu, dijaman KTSP siswa dinilai dari nilai akademis yang didapatkan. Jadi sudah keliatan jelas, siswa yang pintar beneran akan mendapat nilai sesuai dan masuk ranking, hal itu telah ane alami selama KTSP. Namun, ketika bermigrasi ke Kurtilas, penilaian apalagi daftar ranking menjadi sangat bias. Penilaian di kurtilas dibagi menjadi tiga yaitu Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Alhasil, dengan ilmu yang bagus saja belum tentu kita akan mendapatkan nilai bagus. Sebaliknya, dengan adanya penilaian sikap sebagai prioritas (bukannya suudzon) hal itu bisa dimanfaatkan para siswa untuk berpura pura bersikap baik disekolah dan mendapat nilai bagus. Tentu saja guru tidak bisa benar benar melihat perubahan sikap yang sesungguhnya dan itu benar benar terjadi. Jadi, banyak anak yang pintar namun gagal masuk ranking karena memang tak terlalu terlihat oleh guru.
3. Jam Sekolah Ditambah, Namun Tidak Efektif
Dan salah satu hal paling krusial dan kontroversial dari KURTILAS ini adalah jam pulang sekolah yang ditambah alias Full Day School. Yap, dari hal yang ane rasakan pada era KTSP kita dipulangkan jam Setengah 2 namun pada era KURTILAS para murid dipulangakan jam Setengah 4. Yap, ditambah 2 Jam. Tentu saja hal tersebut membuat para murid kelelahan, apalagi besoknya para murid harus masuk jam Setengah 7 Pagi. Belum lagi malamnya mereka harus mengerjakan PR dari guru (Yang Sebenarnya Sudah Dilarang Kemendikbud). Mungkin pemerintah berpikir bahwa jam sekolah yang ditambah akan menambah pelajaran yang masuk ke pada siswa serta membuat siswa lebih berilmu lagi. Namun sayangnya, hal itu tidak efektif karena para siswa secara faktual belajar dengan kondisi yang sudah lelah dan tak konsentrasi.
Sumber : Opini Pribadi Ane + Gambar dari Google
Comments
Post a Comment